Penyakit Hepatitis telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis B dan lebih dari 350 juta orang menderita Hepatitis B kronik, yang mengakibatkan tingginya peluang terkena sirosis (pengerasan organ hati), kegagalan hati, dan kanker hati. Diperkirakan 1 juta orang meninggal setiap tahunnya karena akibat sirosis dan kanker hati. Sementara Hepatitis C telah menyerang sekitar 130 - 170 juta orang di dunia dan menyebabkan lebih dari 350 ribu kematian.
Di Indonesia diperkirakan 13 juta orang menderita hepatitis B dan 7 juta orang menderita Hepatitis C. Drai jumlah itu, sekitar 50% berpotensi menjadi penyakit hepatitis kronis, bila tidak diobati secara baik maka 10% diantaranya dapat menjadi liver Fibrosis sebagai cikal bakal kanker hati.Melihat besarnya kasus Hepatits, Indonesia mengusulkan kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar pengendalian Hepatitis dijadikan isu dunia. Usul Indonesia dibahas dalam Executive Board WHO yang akan dibawa dalam sidang World Health Assembly (WHA). Dalam sidang WHA ke 63 tahun 2010, usul Indonesia ditetapkan menjadi resolusi WHA No. 63.18 yang intinya bahwa Hepatitis Virus salah satu penyakit prioritas yang harus ditanggulangi oleh setiap negara. Selain itu pada Sidang WHA 63 ditetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Sedunia.
Demikian penjelasan Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dr. H.M. Subuh, MPPM pada acara temu media dalam rangka menyambut Hari Hepatitis Sedunia, di kantor Kemkes (24/6).
Menurut dr. Subuh, untuk mengendalikan penyakit Hepatitis, sejak tahun 1997, Kementerian Kesehatan telah memasukkan imunisasi Hepatitis B sebagai program imunisasi nasional. Pada tahun 2010, program pengendalian Hepatitis dimasukkan dalam Sub Direktorat Diare & ISPA, Ditjen P2PL.
Sementara itu menurut Ketua Kelompok Kerja Hepatitis Kementerian Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. H. Ali Sulaiman, PhD, SpPD-KGEH, prevalensi Hepatitis di Indonesia tinggi yaitu sekitar 1% - 2%, baik untuk Hepatitis B dan C. Jumlah penderita Hepatitis C bahkan lebih banyak dari penderita HIV-AIDS.
“Hepatitis B dan C sangat berbahaya karena tidak saja dapat berkembang kronis dan menimbulkan kematian. Apalagi Hepatitis C seringkali tidak menunjukkan gejala hingga penyakitnya sudah menjadi sirosis kronis bahkan kanker hati dalam 10-15 tahun kemudian. Jumlah penderita Hepatitis C lebih besar dari penderita HIV/AIDS ”, jelas Prof. Ali.
Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Dr. Unggul Budihusodo, SpPD, KGEH menambahkan, dari sisi klinis mutlak diperlukan penanganan Hepatitis yang komprehensif, mulai dari penapisan, pengobatan hingga pengawasan. Penapisan bertujuan untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis sedini mungkin. Selain itu, penapisan juga perlu dilakukan pada ibu hamil untuk mencegah penularan Hepatitis dari ibu kepada janin. Pengawasan dilakukan untuk memastikan setiap pasien menjalani pengobatan dengan disiplin.
Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day/ WHD) Tahun 2011 memilih tema Saatnya LawanHepatitis, dengan sub tema Ketahui, Cegah dan Obati, Hepatitis Penyebab Kanker Hati Dapat Menyerang Setiap Orang.
Untuk memeriahkan WHD, beberapa kegiatan dilakukan diantaranya Simposium ”Hepatitis Virus dan Penyakit Hati, Pelatihan Penatalaksanaan Hepatitis untuk dokter, road show seminar edukasi hepatitis 2011 di lima kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Denpasar , Jokyakarta dan Medan. Edukasi tentang hepatitis dan Lomba poster dan karya tulis untuk anak SD, serta Kompetisi Penulisan Jurnalistik..
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52960661, Call Center: 021-500567, 30413700,